Mei 03, 2012
Tragedi yang Menggegerkan di Tahun 80-an di Indonesia
1. Petrus (penembakan misterius)
Tapi dua butir peluru segera bersarang di
tubuhnya. Satu di dada dan satu di kepala. Tubuhnya lalu tumbang dan
dibiarkan tergeletak di pinggir jalan. Esok hari, bisik-bisik beredar di
masyarakat. Dia adalah Robert preman yang selama ini ditakuti, sampah
masyarakat, bromocorah! Mungkin nasib Bathi Mulyono masih lebih baik.
Begitu mendengar dirinya ikut menjadi target, dia segera melarikan diri
hingga ke sejumlah negara luar negeri seperti Malaysia dan Brunei
Darussalam. Meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir. Namun, Bathi
dan anaknya yang kini berusia 25 tahun, Lita, telah bertemu kembali.
Tahun 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah “petrus”, penembak misterius. Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.
Kala itu, para pria bertato disergap ketakutan karena muncul desas-desus,petrus mengincar lelaki bertato. Peristiwa penculikan dan penembakan terhadap mereka yang diduga sebagai gali, preman, atau residivis itu, belakangan, diakui Presiden Soeharto, sebagai inisiatif dan atas perintahnya. “Ini sebagai shock therapy,” kata Soeharto dalam biografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.
Mayat-mayat itu ketika masih hidup dianggap sebagai penjahat, preman, bromocorah, para gali, dan kaum kecu yang dalam sejarah memang selalu dipinggirkan, walau secara taktis juga sering dimanfaatkan. Pada saat penembak misterius merajalela, para cendekiawan, politisi, dan pakar hukum angkat bicara. Intinya, mereka menuding bahwa hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius. Meski begitu, menurut Soeharto, “Dia tidak mengerti masalah yang sebenarnya.” Mungkin tidak terlalu keliru untuk menafsir bahwa yang dimaksud Soeharto sebagai orang yang mengerti masalah sebenarnya adalah dirinya sendiri.
Sayang, petrus hanya berlaku untuk preman kelas teri, mereka yang merampok karena lapar. Sayang, petrus tidak berlaku untuk preman berdasi, mereka yang mencuri karena mereka rakus…
2. Sengkon dan Karta, Sebuah Ironi Keadilan
Tahun 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah “petrus”, penembak misterius. Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.
Kala itu, para pria bertato disergap ketakutan karena muncul desas-desus,petrus mengincar lelaki bertato. Peristiwa penculikan dan penembakan terhadap mereka yang diduga sebagai gali, preman, atau residivis itu, belakangan, diakui Presiden Soeharto, sebagai inisiatif dan atas perintahnya. “Ini sebagai shock therapy,” kata Soeharto dalam biografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.
Mayat-mayat itu ketika masih hidup dianggap sebagai penjahat, preman, bromocorah, para gali, dan kaum kecu yang dalam sejarah memang selalu dipinggirkan, walau secara taktis juga sering dimanfaatkan. Pada saat penembak misterius merajalela, para cendekiawan, politisi, dan pakar hukum angkat bicara. Intinya, mereka menuding bahwa hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius. Meski begitu, menurut Soeharto, “Dia tidak mengerti masalah yang sebenarnya.” Mungkin tidak terlalu keliru untuk menafsir bahwa yang dimaksud Soeharto sebagai orang yang mengerti masalah sebenarnya adalah dirinya sendiri.
Sayang, petrus hanya berlaku untuk preman kelas teri, mereka yang merampok karena lapar. Sayang, petrus tidak berlaku untuk preman berdasi, mereka yang mencuri karena mereka rakus…
2. Sengkon dan Karta, Sebuah Ironi Keadilan
Lima tahun bukan waktu yang teramat
pendek. Apalagi untuk dihabiskan di dalam sebuah ruangan beku bernama
penjara. Apalagi untuk sebuah perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.
Tapi Sengkon dan Karta mengalaminya. Kepada siapakah mereka harus
mengadu, jika sebuah lembaga bernama pemerintah tidak bisa lagi
dipercaya? Sebab keadilan tidak pernah berpihak kepada Sengkon, juga
Karta, juga mereka yang lain, yang bernama rakyat kecil. Alkisah sebuah
perampokan dan pembunuhan menimpa pasangan suami istri Sulaiman-Siti
Haya di Desa Bojongsari, Bekasi. Tahun 1974. Beberapa saat kemudian
polisi menciduk Sengkon dan Karta, dan menetapkan keduanya sebagai
tersangka.
Keduanya dituduh merampok dan membunuh pasangan Sulaiman-Siti Haya. Tak merasa bersalah, Sengkon dan Karta semula menolak menandatangani berita acara pemeriksaan. Tapi lantaran tak tahan menerima siksaan polisi, keduanya lalu menyerah. Hakim Djurnetty Soetrisno lebih mempercayai cerita polisi ketimbang bantahan kedua terdakwa. Maka pada Oktober 1977, Sengkon divonis 12 tahun penjara, dan Karta 7 tahun. Putusan itu dikuatkan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
Dalam dinginnya tembok penjara itulah mereka bertemu seorang penghuni penjara bernama Genul, keponakan Sengkon, yang lebih dulu dibui lantaran kasus pencurian. Di sinilah Genul membuka rahasia: dialah sebenarnya pembunuh Sulaiman dan Siti!. Akhirnya, pada Oktober 1980, Gunel dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Meski begitu, hal tersebut tak lantas membuat mereka bisa bebas. Sebab sebelumnya mereka tak mengajukan banding, sehingga vonis dinyatakan telah berkekuatan hukum tetap. Untung ada Albert Hasibuan, pengacara dan anggota dewan yang gigih memperjuangkan nasib mereka. Akhirnya, pada Januari 1981, Ketua Mahkamah Agung (MA) Oemar Seno Adji memerintahkan agar keduanya dibebaskan lewat jalur peninjauan kembali.
Berada di luar penjara tidak membuat nasib mereka membaik. Karta harus menemui kenyataan pahit: keluarganya kocar-kacir entah ke mana. Dan rumah dan tanah mereka yang seluas 6.000 meter persegi di Desa Cakung Payangan, Bekasi, telah amblas untuk membiayai perkara mereka.
Sementara Sengkon harus dirawat di rumah sakit karena tuberkulosisnya makin parah, sedangkan tanahnya yang selama ini ia andalkan untuk menghidupi keluarga juga sudah ludes dijual. Tanah itu dijual istrinya untuk menghidupi anak-anaknya dan membiayai dirinya saat diproses di polisi dan pengadilan. Walau hanya menanggung beban seorang istri dan tiga anak, Sengkon tidak mungkin meneruskan pekerjaannya sebagai petani, karena sakit TBC terus merongrong dan terlalu banyak bekas luka di badan akibat siksaan yang dideranya.
Sementara itu Sengkon dan Karta juga mengajukan tuntutan ganti rugi Rp 100 juta kepada lembaga peradilan yang salah memvonisnya. Namun Mahkamah Agung menolak tuntutan tersebut dengan alasan Sengkon dan Karta tidak pernah mengajukan permohonan kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Bekasi pada 1977. ‘Saya hanya tinggal berdoa agar cepat mati, karena tidak ada biaya untuk hidup lagi’ kata Sengkon.
Lalu Tuhan berkuasa atas kehendaknya. Karta tewas dalam sebuah kecelakaan, sedangkan Sengkon meninggal kemudian akibat sakit parahnya. Di sanalah mereka dapat mengadu tentang nasibnya, hanya kepada Tuhan (berbagai sumber)
3. Arie Hanggara
Keduanya dituduh merampok dan membunuh pasangan Sulaiman-Siti Haya. Tak merasa bersalah, Sengkon dan Karta semula menolak menandatangani berita acara pemeriksaan. Tapi lantaran tak tahan menerima siksaan polisi, keduanya lalu menyerah. Hakim Djurnetty Soetrisno lebih mempercayai cerita polisi ketimbang bantahan kedua terdakwa. Maka pada Oktober 1977, Sengkon divonis 12 tahun penjara, dan Karta 7 tahun. Putusan itu dikuatkan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
Dalam dinginnya tembok penjara itulah mereka bertemu seorang penghuni penjara bernama Genul, keponakan Sengkon, yang lebih dulu dibui lantaran kasus pencurian. Di sinilah Genul membuka rahasia: dialah sebenarnya pembunuh Sulaiman dan Siti!. Akhirnya, pada Oktober 1980, Gunel dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Meski begitu, hal tersebut tak lantas membuat mereka bisa bebas. Sebab sebelumnya mereka tak mengajukan banding, sehingga vonis dinyatakan telah berkekuatan hukum tetap. Untung ada Albert Hasibuan, pengacara dan anggota dewan yang gigih memperjuangkan nasib mereka. Akhirnya, pada Januari 1981, Ketua Mahkamah Agung (MA) Oemar Seno Adji memerintahkan agar keduanya dibebaskan lewat jalur peninjauan kembali.
Berada di luar penjara tidak membuat nasib mereka membaik. Karta harus menemui kenyataan pahit: keluarganya kocar-kacir entah ke mana. Dan rumah dan tanah mereka yang seluas 6.000 meter persegi di Desa Cakung Payangan, Bekasi, telah amblas untuk membiayai perkara mereka.
Sementara Sengkon harus dirawat di rumah sakit karena tuberkulosisnya makin parah, sedangkan tanahnya yang selama ini ia andalkan untuk menghidupi keluarga juga sudah ludes dijual. Tanah itu dijual istrinya untuk menghidupi anak-anaknya dan membiayai dirinya saat diproses di polisi dan pengadilan. Walau hanya menanggung beban seorang istri dan tiga anak, Sengkon tidak mungkin meneruskan pekerjaannya sebagai petani, karena sakit TBC terus merongrong dan terlalu banyak bekas luka di badan akibat siksaan yang dideranya.
Sementara itu Sengkon dan Karta juga mengajukan tuntutan ganti rugi Rp 100 juta kepada lembaga peradilan yang salah memvonisnya. Namun Mahkamah Agung menolak tuntutan tersebut dengan alasan Sengkon dan Karta tidak pernah mengajukan permohonan kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Bekasi pada 1977. ‘Saya hanya tinggal berdoa agar cepat mati, karena tidak ada biaya untuk hidup lagi’ kata Sengkon.
Lalu Tuhan berkuasa atas kehendaknya. Karta tewas dalam sebuah kecelakaan, sedangkan Sengkon meninggal kemudian akibat sakit parahnya. Di sanalah mereka dapat mengadu tentang nasibnya, hanya kepada Tuhan (berbagai sumber)
3. Arie Hanggara
Ada yang bilang ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Tapi ibu tiri yang satu ini jauh lebih kejam. Arie Hanggara, bocah 7 tahun ini tewas dianiaya orang tuanya sendiri. Peristiwa pada akhir November 1984 itu tiba-tiba menyentakkan perhatian publik. Media massa menuliskannya panjang-lebar. Sidang pengadilannya membeludak. Orang ingin tahu seperti apa sosok kedua orang tua Ari: Machtino bin Eddiwan dan Santi binti Cece. Bahkan rekonstruksi yang harus dilakukan suami-istri itu nyaris gagal karena massa melampiaskan kemarahan kepada kedua pesakitan. Arie tiba-tiba menjadi simbol dari anak-anak yang tertindas. Bahkan sampai-sampai tim pengacara orang tua Arie mendapat teror dari orang-orang yang tidak dikenal. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto sempat membuatkan patung Arie–meski akhirnya dibatalkan–sebagai peringatan agar kasus serupa tak terulang di masa mendatang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
12
(151)
-
▼
Mei
(103)
- Tank Dengan Bentuk Paling Sangar di China
- 10 Karya Anak Bangsa Yang Membuat Bangga Indonesia
- Suasana Sekolahan Saat Jaman Penjajahan
- Anak 3 Tahun dari Azerbaijan Hafal Puluhan Surat A...
- (pic) Pria dengan 300 Lubang di Wajahnya
- Inilah Armada Tempur Indonesia Terbaru
- lampu merah paling membingungkan didunia
- Museum BMW di Munich
- 10 Minuman Terkenal di Dunia
- Loricifera, Hewan yang Dapat Hidup Tanpa Oksigen
- Bongkar Kuburan, Demi Kuak Misteri Mona Lisa
- Perbedaan kartun Jepang & kartun Amerika
- Dua Sejoli Paling Cocok
- 5 Kartun Yang Paling Tahan Lama Di TV
- Fenomena aneh yang tidak dapat dipecahkan Ilmuwan
- 7 keajaiban yang bisa di dapatkan setelah menangis.
- SEPEDA TERBESAR DARI SUMATRA
- Penemuan penemuan penting peradaban manusia jutaan...
- Presiden Pertama di Dunia Yang Menolak DIGAJI.
- Lorong Waktu yang Menggemparkan
- Tips Memilih Wadah Plastik Yang Aman
- Asal usul Berjanji Menggunakan Kelingking
- 8 Gunung di Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya
- Melihat Karakter Cowok Berdasarkan Rokoknya
- Trik para pengemis bikin luka palsu
- 10 Fakta Unik Mario Bross
- Inilah Uang teraneh yang pernah ada
- Inilah 10 Sepeda Termahal Di Dunia
- Pesawat Unik di Dunia
- Reinkarnasi Biarawati Zaman Mesir Kuno
- Tahyul Seorang Raja
- Sejarah Patung Liberty
- 10 Negara Dengan Penduduk Paling Bahagia di Dunia
- Alasan Mengapa Harga Tokek bisa Milyaran
- 10 Negara dengan harga BBM Termurah
- 7 Manfaat dan Khasiat Cabe
- Ciri-Ciri Perempuan Yang Belum Pernah Pacaran
- Gak cuma Di indonesia,5 Geng Motor Paling Di takut...
- 8 Film yang Mengajak Kita Untuk Sayangi Bumi
- 10 Selebriti yang Merasa Payudaranya Terlalu Besar
- Riwayat Panjang Dadu...
- Mengapa Mengantuk Kalau Kenyang?
- 5 Hal Yang Selalu Dilihat Mantan Pasangan Anda Di ...
- 11 Menu Makanan yang Terbuat dari Serangga
- Ciri - Ciri Payudara Cewek Yang Sudah Pernah di Remas
- 10 Kecelakaan Pesawat Penumpang di Indonesia
- Asal-usul Kartu Merah dan Kuning
- 10 Selebrasi Unik Pesepak Bola Dunia
- Sepak Bola Malam Pertama Pada 1878
- Rekor Baru Hasil Pertandingan Sepakbola 41-0 Terci...
- 10 Bekas Rumah Sakit Jiwa Menyeramkan yang Ditutup...
- Membuat Tulisan Terbalik Di Facebook
- Petualangan Kapal SS Jesmond & penemuan Atlantis y...
- Tips Mengenali Pencopet & Cara Menghindarinya
- 11 Orang Indonesia Yang Sukses Tanpa Ijazah
- Prediksi Kejadian Besar di Tahun 2012
- Mengenali tanda - tanda Perempuan Merangsang
- Daftar 10 Pengguna Facebook Terbesar di Dunia 2012
- Daftar Perempuan Indonesia yang Dikabarkan Jadi Bi...
- 5 Alasan Mengapa Anda Harus Banyak Tersenyum
- Buah Paling Lezat di Dunia menurut lidah orang bule
- Foto Kejadian-kejadian Aneh dan Lucu Dari Berbagai...
- 10 Batas Negara Terunik di Dunia
- Tempat-Tempat Eksklusif yang Ditutupi Keberadaanny...
- 5 Pose Foto 4L4y
- 4 Mimpi Yang Pernah Menggemparkan Dunia
- 10 Keajaiban alam dunia yang tidak dikenal !
- 10 Wanita Yang Memiliki Mata Paling Indah di Dunia
- Mengungkap 3 Tafsir Mimpi Seks
- 7 Sikap Wanita yang Membuat Pria Tidak Nyaman
- 20 Cara Memahami Isi Otak Cowok
- 5 Alasan Kenapa Film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30...
- Chelsea aim for fresh Reds misery
- 6 Tips Untuk yang Bertubuh Mungil Agar Terlihat Seksi
- 6 Hal Yang Susah Diungkapkan Pria Kepada Wanita
- Beberapa Sinyal Sang Mantan Ingin Kembali Pada Anda
- 10 superhero indonesia yang terlupakan
- Inilah Musuhnya Spiderman 4
- Daftar Peninggalan Zaman Prasejarah Indonesia
- Alasan Kita Perlu Memakai Bantal Saat Tidur
- 7 Langkah Cara Mengencangkan Payudara
- 10 Negara Penghasil Wanita Tercantik
- Motor Unik yang digunakan pada Perang Dunia II
- 8 hewan pra sejarah yang paling terkenal
- 7 Film Romantis Sepanjang masa yang Wajib Anda Tonton
- Cara berkenalan dengan cewek
- 50 Peraturan Paling Konyol di Berbagai Negara
- 10 Makanan Indonesia yang disukai seluruh dunia
- Untuk perkasa dan tahan lama saat bercinta deng...
- 9 ciri wanita memiliki nafsu sex besar
- kebiasan buruk anak masa kini
- boneka Pemuas Nafsu Birahi Laki-laki
- Inilah Fosil Misterius yang Merumitkan...
- Pengunduran Diri dan Pensiun Dini Paling Mengejutkan
- 6 Pelawak Wanita Yang Sexy Dan Cantik
- Makanan Terbau di Dunia
- Tragedi yang Menggegerkan di Tahun 80-an di Indonesia
- Kapal Raksasa Di Film 2012 Ternyata Memang Nyata
- ATM Yang Dapat Mengeluarkan Koin Emas
- Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
-
▼
Mei
(103)
0 komentar:
Posting Komentar
semua boleh komentar